Sunday, August 31, 2014

[Japan] Gunung Fuji Yang Katro

Sekitar Agustus 2004, saya mendaki Gunung Fuji (Jepang). Bagaimana rute detail-nya hingga sampai terminal bis terakhir dibawah Gunung Fuji saya sudah lupa. Sekitar jam 19.00 pendakian dimulai dari terminal itu bersama Dani dan teman-teman dari PPI Jepang. Satu kilometer pertama saya terdepan, habis itu megap-megap :D. Berhenti tiap 50-100 meter, sehingga akhirnya tertinggal oleh Dani cs. Maklum nafas Gudang garam filter. Secara fisik, pendakian ini menjadi yang terberat.

Mengapa saya bilang gunung fuji itu katro? Karena:
1. Jalur pendakiannya jelas seperti jalan setapak, diterangi lampu-lampu listrik. Kadang kanan kiri ada pagar atau untaian rantai.



2. Ada 7 pos. Disetiap pos ada semacam losmen. Anda dapat tidur disitu sambil menikmati kehangatan. Ada vending machine untuk minuman seperti minuman kaleng kopi hangat :).






Sampai di pos 7 (atau 6, saya lupa tepatnya), saya ketemu Dani yang KO, muntah2. Itu artinya tubuh Dani tidak dapat beradaptasi dengan kondisi oksigen yang makin menipis sering makin tinggi pendakian. Dani akhirnya harus turun, yah memang tidak bisa naik lagi, Dani harus mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Akibat pendakian yang lambat, saya mendapatkan rising sun di pos 7. Lumayan :) , sampai dipuncak jam 9 pagi. Istirahat tidur dan jalan-jalan. Turun dari puncak sekitar jam 1 siang.

Gunung Fuji memang katro, ada hal2 sbb:

1. Ada buldozer di puncak gunung! . Pertama yang terpikir adalah buldoser ini dinaikkan oleh helikopter.. ternyata kemudian saya menyaksikan diri sebuah buldoser naik kepuncak dengan cara zig-zag sepanjang dinding puncak :) . Tangan buldoser membawa logistik untuk tiap losmen di pos. Pantes pakai buldoser, bukan jeep off road atau mvp lainnya. Kenapa? Tangan buldoser itu bisa dinaik-turunkan untuk mengatur titik grativasi buldoser (titik keseimbangan). Disamping itu juga karena roda-nya yang seperti roda tank, dan tak perlu kuli angkut. Nah ada juga penumpangnya yang numpang di ruang operator :) .






2. Ada juga yang naik (menggotong ?) sepeda hingga puncak :D .



3. Ada juga nenek2 renta bertongkat yang mendaki :D, hebat.. hebat.. 
Eh ada juga balita yang sampai dipuncak juga.



Jangan dibayangkan pakaian pendaki jepang seperti pakaian teman2 pendaki di Indonesia yang pakai baju-sepatu khusus buat mendaki, mereka malah seadanya :). Sepatu-nya sepatu olahraga biasa saja hehehhe.

Saya sudah megap-megap sampai dipuncak, eh kemudian menyadari hal-hal tersebut :D . Katro… Katro….

No comments: